Halaman

Rabu, 20 Maret 2013

Teori Dunia Kecil

dalam acara pertemuan, orang-orang sering menemukana bahwa mereka punya hubungan yang tak terduga-duga dengan orang lain: misalnya, punya teman yang sama, atau pernah bekerja dengan rekan yang sama. Banyak "Kebetulan" tersebut yang benar-benar kebetulan, atau disebabkan oleh orang-orang dengan latar belakang yang mirip cenderung berputar-putar dalam lingkungan yang sama. Tapi, tetap saja ada begitu banyak hubungan yang benar-benar menakjubkan, yang membuat orang geleng-geleng kepala dan berkomentar " Dunia ini Kecil, ya?" Selama ini, tak banyak upaya dilakukan untuk menjelaskan mengapa pada begitu banyak hubungan semacam itu dalam dunia berpenghuni 6 miliar orang ini. Studi perdana pada tahun 1950-an menggagas bahwa hubungan-hubungan acak berperan penting, dengan membuka "jalan pintas" pada jejaring komunitas lokal yang sebenarnya amat besar. Muncul suatu terobosan pada tahun 1998, ketika dua ahli matematika, Duncan Watts dan Steve Strogatz di Cornell University, menggunakan simulasi 1 saja hubungan acak berjarak jauh sudah memadai untuk mengubah jejaring manusia yang besar menjadi "Dunia Kecil" Komputer untuk menunjukkan bahwa sejumlah kecil. Saat ini para peneliti mulai menemukan bukti-bukti betapa beragamnya dunia-dunia kecil yang ada, dengan beraneka dampak, mulai dari dunia-dunia kecil yang ada, dengan beraneka dampak, mulai dari penyebaran penyakit hingga globalisasi.

Sabtu, 26 Januari 2013

Norma-norma dalam Pemeriksaan Akuntansi


  • Norma Umum (General Standards), adalah merupakan kriteria yang berkaitan dengan persyaratan dari akuntan pemeriksa atau persyaratan seorang akuntan pemeriksa sebagai seorang yang menjalankan profesi nya:
  1. Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang yang telah menjalani latihan teknis yang cukup dan memiliki keahlian sebagai akuntan
  2. Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasan nya akuntan harus senantiasa mempertahankan kebebasan tindak dan pendapatnya.
  3. Dalam melaksanakan pemeriksaan dan menyusun laporannya akuntan wajib menjalankan kemahiran jabatannya dengan seksama.
  • Norma Pelaksanaan (Standards Of Field Work), standard ini merumuskan kriteria yang harus dipenuhi oleh akuntan pemeriksa dalam melaksanakan suatu pemeriksaan dengan baik dan melalui perencanaan yang matang sehingga bukti yang dikumpulkan dapat diandalkan:
  1. Pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga-tenaga pembantu, mereka harus dipimpin dan diawasi dengan baik.
  2. Harus ada penilaian atas sistem pengendalian intern untuk menentukan dapat atau tidaknya sistem tersebut dipercaya dan sebagai dasar penetapan luasnya pengujian yang harus dilakukan.
  3. Pembuktian yang cukup harus diperoleh melalui penelitian, pengamatan, tanya-jawab dan penegasan sebagai dasar yang layak untuk pemberian pendapat atas ikhtiar keuangan yang diperiksanya.
  • Norma Pelaporan Akuntan (Standards Of Reporting), norma ini merupakan ukuran yang harus dipenuhi oleh akuntan pemeriksa dalam menyusun laporannya yang berkaitan dengan apa yang telah ia laksanakan, dalam laporan tersebut harus mencakup tingkat ketaatan dalam penerapan Prinsip Akuntansi Indonesia dan harus informatif mengenai ikhtisar keuangan sebagai keseluruhan:
  1. Laporan akuntan harus menyatakan apakah ikhtiar keuangan telah disajikan sesuai Prinsip Akuntansi Indonesia.
  2. Laporan akuntan harus menyatakan apakah penerapan Prinsip Akuntansi Indonesia dalam ikhtiar keuangan tahun berjalan konsisten dibanding dengan tahun lalu.
  3. Penjelasan informatif di dalam ikhtiar keuangan harus dipandang cukup memadai, kecuali jika dinyatakan lain dalam laporan akuntan.
  4. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai ikhtiar keuangan sebagai keseluruhan atau memuat suatu penjelasan bahwa penyataan demikian tidak dapat diberikan dimana nanti akuntan harus memuat dengan jelas dan tegas mengenai sifat pemeriksaan akuntan (jika pemeriksaan dilakukan), dan tanggung jawab atas apa yang dipikulnya.

Minggu, 25 November 2012

Penelitian Kesadaran Dengan Denyut Saraf


Otak terdiri dari struktur 100 miliar neuron (sel saraf), masing-masing menerima denyut saraf dari sesamanya lewat penghubung bernama dendrit dan menghantarkan tanggapannya ke sel tetangganya melalui satu utas yang disebut akson. Akan tetapi, hubungan antarsel saraf tidak selalu mulus, dan untuk menjembatani celah-celah diantaranya, ujung saraf diperlengkapi dengan sinapsis. Sinapsis mengubah sinyal-sinyal elektrik menjadi molekul neurotransmitter yang mengalir melintasi celah, memicu denyut elektrik baru di seberang.
Penemuan elektroensefalogram (EEG) oleh psikiater Austria Hans Berger pada 1929 merupakan suatu trobosan besar dalam riset kesadaran, karena menyediakan sarana non-invasif yang tak menyakitkan untuk mempelajari otak yang sedang bekerja bagi para ilmuwan. Aktivitas antar sel otak, atau neuron. Meskipun sinyal antar individu neuron amat lemah, Berger mendapati bahwa aktivitas dibagian-bagian otak tertentu relatif mudah dideteksi menggunakan pasangan-pasangan elektroda yang ditempelkan seputar batok kepala. EEG mendeteksi sinyal sebagai perbedaan tegangan listrik antar pasangan elektroda menguatkannya dan mengantarkannya ke perekam, yang mencatat naik-turunnya aktivitas otak.



Sumber: 25 Gagasan Besar; Robert Matthews

Kesadaran

Kesadaran

Kesadaran adalah sesuatu yang kita semua percaya kita punyai, tetapi menjelaskan apa sebenarnya kesadaran itu merupakan tantangan yang telah lama dihadapi para filsuf. Sejak pertengahan 1800-an, para ilmuan telah menemukan cara-cara untuk memindai aktivitas otak dan mengaitkannya dengan ciri-ciri yang kita yakini penting bagi kesadaran, seperti kehendak bebas dan tanggapan terhadap rangsangan. Studi aktivitas otak dalam keseluruhan aktivitas otak, tapi baru tercipta dari masukan indrawi setelah melalui upaya yang amat besar. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa otak membutuhkan setengah detik untuk membuat kita sadar akan rangsangan dari luar-waktu, jeda waktu itu tampaknya "dihilangkan" oleh otak agar tidak disadari keberadaanya. Hasilnya adalah suatu akal-budi sadar dengan modal realitas yang memperkenankan kita berbuat lebih daripada sekadar bereaksi terhadap rangsangan atau menuruti naluri tak -sadar kita- dan menjadikan kita mahluk yang canggih.



Sumber: 25 Gagasan Besar; Robert Matthews

Jumat, 03 Agustus 2012

Penyebab Keracunan Makanan

Umumnya keracunan terjadi akibat kelalaian manusia, mulai dari tidak higenisnya makanan, mencari keuntungan berlebih, perusakan lingkungan dengan tercemarnya sumber makanan dan yang terkejam teroris yang menggunakan racun sebagai senjata. Keracunan makanan efeknya dapat terjadi cepat ataupun lambat dan semakin memburuk dari hari ke hari tergantung penyebabnya. Gejala keracunan ringan biasanya berlangsung 1 - 2 hari akan hilang.

Secara Garis Besar leracunan dibagi menjadi dua:

1. Infective Agent yang terdiri dari Virus, Bakteri dan Parasit.

    a. Virus

  • Norwalk Virus,  Penularan melalui air, kerang, sayur yang terkontaminasi kotoran, bahkan ditularkan orang lain. Gejala: sakit perut, mual, muntah, diare, sakit kepala dan demam.
  • Rota Virus, Menular melalui area umum seperti taman atau tempat bermain dan makanan yang terkontaminasi kotoran. Gejala: muntah-muntah dan diare.
  • Hepatitis A, Dari makanan yang terkontaminasi kotoran. Gejala: demam mendadak, nafsu makan hilang, kelelahan, timbul penyakit kuning yang ditandai menguningnya warna pada bola mata dan kulit.
    b. Bacteria
  • Salmonella, Berasal dari makanan mentah atau dimasak kurang matang, seperti telur, unggas, produk-produk susu dan seafood. Gejala: mual, muntah, diare, sakit kepala. Bakteri ini berbahaya bagi yang memiliki penyakit HIV/AIDS atau kanker, karena sistem immun yang tidak baik.
  • Campylobacter, Berasal dari makanan mentah atau kurang masak, seperti susu, unggas, dan air yang terkontaminasi lotoran hewan. Gejala: demam ringan, diare encer, sakit kepala dan sakit pada otot.
  • Staphylococcus Aureus, Berasal dari makanan yang mengandung krim dan pasta, seperti pai, makaroni, telur, salad tuna, kentang dan produk-produk susu. Gejala: mual mendadak, muntah yang parah, pusing-pusing dan kram perut.
  • Bacillus cereus, Berasal dari nasi, makanan-maknan yang mengandung zat tepung seperti pasta dan kentang. Gejala: mendadak sering muntah-muntah, kadang disertai diare dan kram perut.
  • Eschericial Coli, Berasal dari daging yang kurang matang, susu, jus atau air sumur yang terkontaminasi. Gejala: diare berair yang parah dan bisa berubah menjadi diare berdarah, serta paling berbahaya dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian.
  • Shigella, Air yang terpolusi zat buangan manusia. Gejala: dwmam diare berdarah atau berlendir dan gangguan pencernaan.
  • Clostridium Botulinum, Dari makanan kaleng, madu, sosis dan seafood. Gejala: menyebabkan gangguan syaraf, yang ditandai oleh gangguan pengelihatan, lalu berkembang menjadi gangguan bicara, bernafas dan kesulitan bergerak.
  • Vibrio Cholerse, Dari makanan yang terkontaminasi, seafood mentah atau kurang matang. Gejala: Menyebabkan diare, kram perut, sakit kepala, mual, muntah, demam yang disertai menggigil.
    c. Parasit
  • Giardia, Penyebabnya adalah meminum air terkontaminasi, biasanya berasal dari sungai, danau ataupun aliran air di pegunungan. Menyebabkan diare berair yang bisa berlangsung 1 - 2 minggu.
  • Cyptosporidium, Dari air terkontaminasi, menyebabkan diare berair yang berlangsung 2-4 hari.
2. Toxic Agen, disebabkan umumnya oleh Jamur beracun, Pestisida pada sayur atau buah ataupun makanan dari hewan / tumbuhan yang tidak umum, yang penyimpanannya belum memenuhi syarat.
  • Jamur Beracun, Tergantung jenis jamurnya, gejalanya biasa jadi antara ringan sampai dengan mematikan. Biasanya ditandai mual, muntah,dan diare. Jenis tertentu menyebabkan gangguan pada syaraf dan menyebabkan korban berkeringat, berhalusinasi, menggigil dan tidak sadar.
  • Pestisida, dari sayur dan buah terkontaminasi yang tidak dicuci bersih menyebabkan pengelihatan kabur, sakit kepala, kram, diare, tangan dan kaki gemetar, tubuh menjadi lemas, produksi liur meningkat.
  • Ciguatera, Racun yang berasal dari ikan tropis tertentu yang tidak umum dimakan dan penyiapan hidangannya kurang baik. Gejala: sakit pada otot, kaku atau kebas pada area mulut yang menjalar sampai ke bagian tubuh lainnya, mual, muntah, jantung berdebar cepat dan pusing-pusing.
  • Scomraid, Berasal dari seafood (kebanyakan dari ikan Tuna) dan terdapat juga pada keju swiss. Menyebabkan rasa terbakar pada area mulut, ruam-ruam mulut pada sekujur tubuh bagian atas, pusing-pusing dan gejala-gejala pada kulit. 

Selasa, 24 Juli 2012

Masalah Global Tanpa Garis Batas

Makin banyak masalah pembangunan yang tidak mengenal perbedaan yang dirasakan oleh negara-negara di dunia mencakup:

  • Memulihkan tanah yang sudah rusak.
  • Melestarikan dan mengalokasikan sumber daya air yang langka.
  • Mengurangi polusi udara.
  • Memelihara dan menguatkan pertanian kecil.
  • Mengurangi pengangguran kronis.
  • Menjamin terpeliharanya hak-hak asasi manusia.
  • Menyediakan kredit bagi kegiatan ekonomi mikro.
  • Mencapai pengurangan persenjataan dan demiliteterisasi.
  • Mengendalikan pemanasan global.
  • Menyediakan penampungan bagi para tunawisma.
  • Memenuhi kebutuhan pendidikan dwi-bahasa.
  • Mengurangi kelaparan, buta-huruf dan kematian bayi di antara warga negara yang terperinci.
  • Mengurangi kehamilan diantara para remaja.
  • Mengatur pertumbuhan warganegara dan pemecahannya.
  • Meningkatkan kesadaran warga negara terhadap masalah-masalah pembangunan global.
  • Meningkatkan kesiapan menghadapi bencana alam.
  • Mengusahakan kerukunan untuk mengurangi ketegangan regional yang disebabkan karena perbedaan ras, agama dan suku.
  • Menghilangkan hujan asam.
  • Mengangani penderita AIDS dan mengawasi penyebaran penyakit ini.
  • Mengembalikan para pengungsi ke kampung halamannya.
  • Mengawasi penyalahgunaan dan perdagangan obat terlarang.

7 Kriteria dalam Mengevaluasi Keputusan


  1. Menelusuri sebagian besar alternatif keputusan yang ada;
  2. Memperhitungkan tujuan-tujuan apa saja yang akan dicapai dan nilai-nilai apa yang melekat dengannya;
  3. Dengan teliti menimbangkan biaya dan manfaat (pengaruh positif dan negatif) dari tiap alternatif keputusan;
  4. Secara intensif mencari informasi baru yang relevan untuk evaluasi alternatif keputusan lebih lanjut;
  5. Memakai informasi baru tersebut (termasuk pertimbangan dari pakar) meskipun hal ini tidak mendukung alternatif yang semula diinginkan pembuat keputusan;
  6. Sebelum membuat keputusan terakhir, sekali lagi pertimbangkan pengaruh positif dan negatif dari semua alternatif keputusan;
  7. Membuat keputusan terperinci untuk pelaksanann atau implementasi dari alternatif yang dipilih, dengan perhatian khusus kepada "Contingency Plan" (rencana untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga)  apabila ada halangan dalam tahap implementasi.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...