Bergantung pada derajat kekurangan energi-protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. MEP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi. Sedangkan maramus, kwashiorkor (sering juga diistilahkan dengan busung lapar atau HO). dan marasmik-kwashiorkor digolongkan sebagai MEP berat.
Ciri-ciri Penyakit gizi kurang:
- Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, atau bahkan menurun.
- Ukuran lingkaran lengan atas menurun.
- Maturasi tulang terlambat.
- Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun.
- Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang.
Anak-anak penderita marasmus secara fisik mudah dikenali. Meski masih anak-anak, wajah terlihat tua, sangat kurus karena kehilangan jaringan lemak dan otot-ototnya.
Penderita marasmus berat akan menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang kesadaran. Dalam stadium yang lebih ringan, anak umumnya lebih cengeng dan gampang menangis karena selalu merasa lapar. Ciri lainnya adalah: Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal seusianya; kulit terlihat kering, dingin dan mengendur; rambut yang mudah rontok; tulang-tulang jelas menonjol; sering menderita diare atau sembelit (konstipasi).
Kwashiorkor
Kwashiorkor sering diistilahkan sebagai busung lapar atau hoenger Oedem (HO). Penampilan anak-anak penderita HO umumnya sangat khas, kulitnya pucat dan kesan bengkak, dengan bagian perut yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat normal. Ciri-ciri lain yang menyertai di antaranya: Perubahan mental menyolok. Banyak menangis, bahkan pada stadium lanjut anak terlihat sangat pasif, penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring, anemia, diare, kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah. Setelah mengelupas, terlihat kemerahan dengan batas menghitam. Kelainan ini biasanya dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya.
Marasmik-Kwashiorkor
Penyakit ini merupakan gabungan dari keadaan marasmus dan kwashiorkor dengan gabungan gejala yang menyertai. Penyakit maramus-kwashiorkor ditandai dengan gejala sebagai berikut:
- Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat normal.
- Bengkak-bengkak, kelainan rambut, kelainan kulit.
- Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.
- Gangguan metabolik seperti gangguan pada ginjal dan pankreas.
- Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan.
Faktor ;ain yang juga berpengaruh adalah kebijakan pemerintah yang memberikan perhatian kepada masalah gizi sehingga peraturan dan program yang dilaksanakan benar-benar ditujukan untuk menjamin seluruh penduduknya terhindar dari gizi kurang dan gizi buruk.
Perawatan gizi buruk yang berat perlu bantuan tenaga kesehatan bahkan dokter ahli anak dan gizi klinik. Penderita pun sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Sejalan dengan pengobatan penyakitpenyerta maupun infeksinya. Status gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar